TUGAS KEPALA MADRASAH MI AL-JIHAD
Untuk meningkatkan prestasi dan kenerja
guru maka kepala MI AL-JIHAD KARANGGEBANG menerapkan 7 perilaku kepemimpinan
sebagai berikut:
1.
Kepala Sekolah sebagai Educator (Pendidik)
Kegiatan belajar mengajar merupakan inti dari proses pendidikan dan
guru merupakan pelaksana dan pengembang utama kurikulum di sekolah. Kepala
sekolah yang menunjukkan komitmen tinggi dan fokus terhadap pengembangan
kurikulum dan kegiatan belajar mengajar di sekolahnya tentu saja akan sangat
memperhatikan tingkat kompetensi yang dimiliki gurunya, sekaligus juga akan
senantiasa berusaha memfasilitasi dan mendorong agar para guru dapat secara terus
menerus meningkatkan kompetensinya, sehingga kegiatan belajar mengajar dapat
berjalan efektif dan efisien.
2.
Kepala Sekolah sebagai Manajer
Dalam mengelola tenaga kependidikan, salah satu tugas yang harus
dilakukan kepala sekolah adalah melaksanakan kegiatan pemeliharaan dan
pengembangan profesi para guru. Dalam hal ini, kepala sekolah seyogyanya dapat
memfasilitasi dan memberikan kesempatan yang luas kepada para guru untuk dapat
melaksanakan kegiatan pengembangan profesi melalui berbagai kegiatan pendidikan
dan pelatihan, baik yang dilaksanakan di sekolah, seperti : MGMP/MGP tingkat
sekolah, in house training, diskusi profesional dan sebagainya, atau melalui
kegiatan pendidikan dan pelatihan di luar sekolah, seperti: kesempatan
melanjutkan pendidikan atau mengikuti berbagai kegiatan pelatihan yang
diselenggarakan pihak lain.
3.
Kepala Sekolah sebagai Administrator
Nawawi (1983: 11) mengatakan : “Administrasi pendidikan adalah
rangkaian kegiatan atau keseluruhan proses pengendalian usaha kerjasama sejumlah
orang untuk mencapai tujuan pendidikan secara berencana dan sistematis yang
diselenggarakan di lingkungan tertentu, terutama berupa lembaga pendidikan
formal”.
Mengacu pada pengertian administrasi secara umum dan administrasi
pendidikan pada khususnya, dalam kajian ini yang dimaksud dengan peranan kepala
sekolah sebagai administrator adalah kedudukan yang dimiliki kepala sekolah
untuk merangkai kegiatan dan sejumlah orang dalam lembaga pendidikan formal
untuk mencapai tujuan pendidikan secara berencana dan sistematis. Manajemen
sekolah tidak lain berarti pendayagunaan dan penggunaan sumber daya yang ada
dan yang dapat diadakan secara efisien dan efektif untuk mencapa visi dan misi
sekolah. Kepala sekolah bertanggung jawab atas jalannya lembaga sekolah dan
kegiatannya.
Kepala sekolah berada di garda terdepan dan dapat diukur
keberhasilannya. Tujuh kegiatan pokok yang harus diemban kepala sekolah yakni
merencanakan, mengorganisasi, mengadakan stafmengarahkan/orientasi sasaran,
mengkoordinasi, memantau serta menilai/evaluasi. Melalui kegiatan perencanaan
terjawablah beberapa pertanyaan: Apa yang akan, apa yang seharusnya dan apa
yang sebaiknya?. Hal ini tentu berkaitan dengan perencanaan reguler,
teknis-opersional dan perencanaan strategis (jangka pendek, jangka menengah dan
jangka panjang). Kepala sekolah mulai menggarap bidang sasaran yang mungkin
sebelumnya sudah dikaji secara bersama-sama.
4.
Kepala Sekolah sebagai Supervisor
Untuk mengetahui sejauh mana guru mampu melaksanakan pembelajaran,
secara berkala kepala sekolah perlu melaksanakan kegiatan supervisi, yang dapat
dilakukan melalui kegiatan kunjungan kelas untuk mengamati proses pembelajaran
secara langsung, terutama dalam pemilihan dan penggunaan metode, media yang
digunakan dan keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran (E. Mulyasa, 2004).
Dari hasil supervisi ini, dapat diketahui kelemahan sekaligus
keunggulan guru dalam melaksanakan pembelajaran, tingkat penguasaan kompetensi
guru yang bersangkutan, selanjutnya diupayakan solusi, pembinaan dan tindak
lanjut tertentu sehingga guru dapat memperbaiki kekurangan yang ada sekaligus
mempertahankan keunggulannya dalam melaksanakan pembelajaran.
Jones dkk. sebagaimana
disampaikan oleh Sudarwan Danim (2002) mengemukakan bahwa “menghadapi kurikulum
yang berisi perubahan-perubahan yang cukup besar dalam tujuan, isi, metode dan
evaluasi pengajarannya, sudah sewajarnya kalau para guru mengharapkan saran dan
bimbingan dari kepala sekolah mereka”. Ungkapan ini, mengandung makna bahwa
kepala sekolah harus betul-betul menguasai tentang kurikulum sekolah. Mustahil
seorang kepala sekolah dapat memberikan saran dan bimbingan kepada guru,
sementara dia sendiri tidak menguasainya dengan baik.
Edmonds (dalam Sagala, 2005) tentang sekolah efektif menunjukkan
bahwa peran kepala sekolah sedemikian penting untuk menjadikan sebuah sekolah
pada tingkatan yang efektif. Asumsinya adalah bahwa sekolah yang baik akan
selalu memiliki kepala sekolah yang baik, artinya kemampuan profesional kepala
sekolah dan kemauannya untuk bekerja keras dalam memberdayakan seluruh potensi
sumber daya sekolah menjadi jaminan keberhasilan sebuah sekolah. Untuk lebih
mengefektifkan pelaksanaan pekerjaannya dan dapat mendayagunakan seluruh
potensi sumber daya yang ada di sekolah maka kepala sekolah harus memahami
perannya.
Tiga hal penting yang menjiwai supervisi pendidikan, yaitu:
1) Supervisi pendidikan adalah suatu perbuatan yang telah
diprogramkan secara resmi oleh organisasi. Jadi bukan perbuatan yang dilakukan
tanpa perencanaan terlebih dahulu, tetapi direncanakan secara matang
sebelumnya. 2) Supervisi pendidikan adalah suatu perbuatan yang
dilakukan oleh supervisor (kepala sekolah) dan secara langsung berpengaruh
terhadap kemampuan profesional guru. 3) Supervisi pendidikan
mempengaruhi kemampuan guru yang pada gilirannya meningkatkan kualitas
pembelajaran peserta didik, sehingga tujuan sekolah dapat tercapai secara
optimal.
5.
Kepala Sekolah Sebagai Leader (Pemimpin)
Salah satu sumber daya manusia yang memiliki peran dominan dalam
pengelolaan pendidikan di sekolah adalah pimpinan yang dikenal dengan sebutan
kepala sekolah. Kepala sekolah memiliki tanggung jawab melakukan perbaikan dan
peningkatan mutu pendidikan dan pengajaran. Keadaan tersebut dilandasi oleh
anggapan bahwa tujuan utama penyeenggaraan pendidikan melalui sekolah adalah
tercapainya lingkungan yang kondusif, sehingga proses belajar mengajar dapat
tercapai secara efektif. Peran pokok pimpinan sekolah terletak pada
kesanggupannya mempengaruhi lingkungan sekolah melalui penerapan proses
kepemimpinan yang dinamis.
Dengan demikian, maka kepala sekolah adalah seorang pemimpin
pendidikan yang merencanakan, mengorganisasikan, mengkoordinasikan, mengawasi
dan menyelesaikan seluruh kegiatan pendidikan di sekolah dalam pencapaian tujuan
pendidikan. Tugas dan peranan kepala sekolah sebagai pemimpin pendidikan, belum
sepenuhnya dapat diaksanakan pimpinan. Inilah yang menyebabkan kepala sekolah
terjebak dengan rutinitas pekerjaan dan belum mengupayakan peningkatan mutu
sekolah yang diarahkan pada penciptaan sekolah sebagai tempat pembelajaran
lebih baik. Oleh karena itu reposisi peranan kepala sekolah sebagai pemimpin
pendidikan perlu ditinjau kembali, sehingga peranan kepala sekolah selaku
pemimpin pendidikan dapat lebih berarti.
Tugas dan tanggung jawab merupakan sesuatu hal yang harus
dilaksanakan oleh seseorang dalam memangku suatu jabatan. Demikian pula dengan
tugas dan tanggung jawab kepala sekolah. Kepala sekolah adalah pemimpin
pendidikan yang memiliki peranan sangat besar dalam mengembangkan mutu
pendidikan di sekolah. Berkembangnya semangat kerja, kerjasama yang harmonis,
minat terhadap perkembangan pendidikan, suasana kerja yang menyenangkan dan
perkembangan mutu profesional di antara para guru, banyak ditentukan oleh
kualitas kepemimpinan kepala sekolah. Dengan demikian kepala sekolah adalah
salah satu kunci keberhasilan sekolah dalam mencapai tujuannya.
6.
Kepala sekolah sebagai pencipta iklim kerja
Budaya dan iklim kerja yang kondusif akan memungkinkan setiap guru
lebih termotivasi untuk menunjukkan kinerjanya secara unggul, yang disertai
usaha untuk meningkatkan kompetensinya. Oleh karena itu, dalam upaya
menciptakan budaya dan iklim kerja yang kondusif, kepala sekolah hendaknya
memperhatikan prinsip-prinsip sebagai berikut :
1.
para guru akan bekerja lebih giat apabila kegiatan yang
dilakukannya menarik dan menyenangkan,
2.
tujuan kegiatan perlu disusun dengan dengan jelas dan
diinformasikan kepada para guru sehingga mereka mengetahui tujuan dia bekerja,
para guru juga dapat dilibatkan dalam penyusunan tujuan tersebut,
3.
para guru harus selalu diberitahu tentang dari setiap pekerjaannya,
4.
pemberian hadiah lebih baik daripada hukuman, namun sewaktu-waktu
hukuman juga diperlukan,
5.
usahakan untuk memenuhi kebutuhan sosio-psiko-fisik guru, sehingga
memperoleh kepuasan ( E. Mulyasa, 2003).
7.
Kepala sekolah sebagai wirausahawan
Dalam
menerapkan prinsip-prinsip kewirausaan dihubungkan dengan peningkatan
kompetensi guru, maka kepala sekolah seyogyanya dapat menciptakan pembaharuan,
keunggulan komparatif, serta memanfaatkan berbagai peluang. Kepala sekolah
dengan sikap kewirausahaan yang kuat akan berani melakukan perubahan-perubahan
yang inovatif di sekolahnya, termasuk perubahan dalam hal-hal yang berhubungan
dengan proses pembelajaran siswa beserta kompetensi gurunya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar