BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Terpadunya
mutu menejemen yang diterjemahkan dari sejumlah keseluruhan Qualitas Managemen
(TQM) atau disebut juga Pengelolaannya Mutu Total atau PMT yaitu suatu
pendekatan taraf pendidikan melalui peningkatan derajat keseluruhan tersebut.
Hanafiah jusuf, dkk. Mendefinisikan Pengelolaan taraf Total (PMT) merupakan
salah satu pendekatan yang teratur, mudah, dan strategi dalam penyelenggaraan
di sebuah organisasi, yang memprioritaskan pada kepentingan konsumen.
Pendekatan ini dilakukan dangen maksut bertujuan meningkatkan serta
mengendalikan kualitas. Adapun yang dimaksud dengan Pengelolaan Mutu jumlah
atau PMT pendidikan yan tinggi atau juga bisa sekolah) dalam melakukan
mengelola lembaga pendidikan tersebut harus didasari oleh filosofi yang mana
untuk meningkatkan kualitas perlu diadakan dan dilaksanakan oleh semua lembaga
sejak dulu secara terpadu dan berkelanjutan hingga pendidikan bisa sebagai jasa
yang berupa kegiatan berkelanjutan atau proses kebudayaan sesuai dengan
kebutuhan para pelanggan baik sekarang ataupun yang akan datang.
Fokus
pada pelanggan merupakan merupakan kunci untuk mencapai keunggulan kompetitif
berkelanjutan Dalam persaingan bisnis saat ini. Untuk mencapai keunggulan
kompetitif dengan fokus pada pelanggan, organisasi bisnis memerlukan informasi
tentang siapa pelanggan mereka, apa pelanggan mereka inginkan, Bagaimana kebutuhan pelanggan mereka
dipuaskan dengan faktor-faktor yang terkait.
Berbagai strategi mempertahankan pelanggan perlu dipikirkan perusahaan
karena mencari pelanggan baru jauh lebih mahal daripada mempertahankan
pelanggan yang lama sehingga membutuhkan pengelolaan konsumen.
Pengelolaan konsumen dikenal dengan istilah Customer
Management merupakan langkah yang perlu dilakukan perusahaan untuk
membangun kesuksesan perusahaan dalam jangka panjang. Menurut Gronroos (2009) customer
management berhubungan dengan bagaimana perusahaan menciptakan proses yang
bernilai setiap hari bagi konsumen sehingga perusahaan dapat mencapai
kesuksesan untuk dapat mempertahankan konsumen yang ada, tentunya masing-masing
perusahaan memiliki strategi sendiri agar tetap bertahan dan berkembang,
perusahaan harus melakukan strategi yang berkaitan dengan konsumen yaitu manajemen
hubungan pelanggan ( customer relationship management).
B.
Rumusan
Masalah
Berikut rumusan masalah yang akan mempermudah
pembahasan pada makalah ini meliputi:
1.
Apakah
definisi pelanggan?
2.
Bagaimana
identifikasi jenis pelanggan?
3.
Bagaimana
cara menjaga hubungan dengan pelanggan?
4.
Apa
kolega pelanggan?
5.
Apa
sajakah faktor pendorong terhadap kepuasan pelanggan?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian pelanggan
Definisi Pelanggan Pelanggan yaitu semua orang yang sering menuntut
kita/Institusi untuk memenuhi standar kualitas tertentu yang di inginkan oleh
pelanggan, oleh karena itu pelanggan akan memberikan sanagat memberi pengaruh
pada performa kita atau perusahaan yang kita jalankan Dan berikut definisi
tentang pelanggan, diantaranya: Pelanggan orang yang tidak bergantung kepada
kita, akan tetapi kita yang bergantung kepadanya. Pelanggan adalah orang orang
yang membawa kita terhadap keinginannya.
Tidak ada seorangpun yang pernah menang beradu pendapat atau
argumen kepada seorang pelanggan. Konsumen adalah orang yang sangat penting
yang tidak bisa dihapuskan dalam sebuah lembaga/institusi. Dari beberapa
definisi pelangganatau konsumen di atas, bisa disimpulkan bahwasannya suatu
palanggan adalah orang yang menggunakan jasa kita dalam memenuhi permintaan
atau kebutuhannya, dan kita membutuhkan mereka mereka untuk yang dapat
menjalankan perusahaan atau badan lembaga yang kita kelola.
B.
Identifikasi
Jenis Pelanggan
Dalam
memberikan kepuasan untuk pelanggan lebih baiknya diidentifikasi macammacam
pelanggan. Ada 2 jenis pelanggan dalam sistem kualitas modern, yaitu: Pelanggan
Internal diantaranya: guru, pustakawan, laboran, teknisi, dan tenaga
administrasi. Pelanggan Eksternal terdiri atas: pelanggan primer (murid),
pelanggan yang sekunder atau orang tua, pemerintah, dan masyarakat), pelanggan
tersier (pengguna/penerima lulusan baik di perguruan tinggi maupun dunia
usaha).
Sehingga pada
tataran ini sekolah dalam me-manage pola organisasi dalam meningkatkan kuaitas
mutu pendidikan minimal ada 7 prinsip yang harus diterapkan dalam tataran
praksis manajerial sekolah, yaitu:
a.
Fokus
Pada Pelanggan
Organisasi
bergantung pada pelanggan, oleh karena itu organisasi seharusnya memahami
kebutuhan pelanggan masa sekarang dan masa yang akan mendatang, juga harus
memenuhi persyaratan dan berusaha melampaui dengan harapan pelanggan.
Kemampuan
menarik perhatian, melayani dan memelihara pelanggan adalah tujuan yang sangat
tinggi dari institusi\sekolah. Tanpa terlalu fokus dan keterlibatan pelanggan,
tujuan manajemen mutu yang sesungguhnya tidak berarti. Organisasi yang
berfokuskan kepada orientasi pelayanan sebagai perangkat utama atau juga dalam
melaksanakan misinya.
Adapun
dalam lingkup pendidikan kepuasan pengguna jasa dalam sebuah pendidikan
merupakan factor faktor yang benar-benar penting dalam Total Quality
Managemen(TQM). Oleh karena itu, identifikasi penggunaan jasa pendidikan dan
kebutuhan mereka merupakan sebuah aspek yang pasti krusial. Adapun langkah awal
Total Quality Management atau TQM adalah memandang peserta didik sebagai
pelanggan yang harus dilayani dengan sebai baiknya.
b.
Kepemiminan
Pemimpin
menetapkan kesatuan yang bertujuan tujuan dan arah organisasi. Pemimin uncak
menyusun visi dan misi sekolahnya dengan benar dan jelas dan dilengkai dengan
sasaran atau tujuan yang harus konsisten dan didukung pula dengan perencanaan
taktis dan strategis.
Oleh
sebab itu, kesadaran akan mutu dalam suatu lembaga pendidikan yang tergantung
pada faktor intangible, terutama sikap manajemen tingkat yang paling teratas
atau pimpinan lembaga pendidikan dasar menengah atau keatas sekolah) terhadap
kualitas lembaga pendidikan. Pencapaian tingkat bermutu atau berkualitas bukan
hasil penerapan jangka pendek atau jangka npanjang untuk menetapkan daya saing,
melainkan melalui imlementasi TQM yang mensyaratkan keemimpinan yang kontinu._
Dewan sekolah, pengawas, dan administrator berperan didalam memfokuskan dan
memberikan arahan kepada wilayah dan sekolah.
Merekalah
yang memiliki visi misi kedepannya, dan mereka jugalah yang harus berkemampuan
mengajak para guru dan staf dari berbagai kelayen untuk mau menerima visi dan
misi itu sebagai pemiliknya. Ini mengacu kepada berbagai tanggung jawab bersama
para guru dan staf staf yang memiliki komitmen untuk mewujudkan visi dan misi
tersebut. Pemimpin itu diperlukan memiliki karakteristikal pribadi yang
mencakup dorongan, motivasi untuk pemimpin, kejujuran dan integritaas,
keercayaan diri, inisiatif, kreativitas/originalitas,
adaptabilitas/fleksibilitas, kemampuan kognitif, serta pengetahuan dan
kharisma.
Kualitas
manajerial pimpinanitu diharuskan dapat memberikan inspirasi kepada semua
jajaran manajemennya agar mampu untuk mengembangkan suatu budaya TQM. Oleh
karena itu, keterlibatan yang langsung pemimpin lembaga pendidikan sangatlah
pentinng.
c.
Pelibatan
Anggota
Kepada
semua tingkatan merupakan inti suatu organisasi, dan pelibatan penuh mereka
semua memungkinkan kemampuannya harus dipakai untuk manfaat organisasiyanya.
Para karyawan harus dilibatkan kepada seluruh proses prosses untuk menyusun
arah dan tujuan serta peralatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan kuality
mutu, sehingga setiap individu akan terlibet dan punya tanggung jawab yang
besar untuk mencari perbaikan yang terusmenerus terhadap proses proses yang
berada pada lingkungan tugasnya tersebut. Memperbaiki proses kerja kita
hanyalah akan berhasil jika semua pihak, dari atas sampai ke proses bawa
ataupun juga persilangan antarfungsi tersebut, terlibat dalam perubahan.
d.
Pendekatan
Proses
Pendekatan
proses adalah suatu pendekatan untuk perencanaan,pengendalian, juga peningkatan
dalam proses-proses utama dalam sebuah sekolah atau trilogi proses mutu denghan
menekankan pada kemauan pelanggan daripada kemauan fungsional. Orientasi proses
ini membutuhkan perubahan yang cukup signifikan, dikarenakan banyaknya
manajemen yang lebih berorinentasi pada produk dari pada hanay suatu proses.
e.
Pendekatan
Sistem
Pada
Manajemen Sistem didefinisikan sebagai sekumpulan dari belbagai bagian/komponen
yang satu dengan yang lain saling berhubungan dan saling membutuhkan untuk
mencapai tujuan. Pendekatan sistem melihat suatu organisasi secara universal
daripada bagian, yang diekspresikan sebagai holistik. Perbaikan Berhubungan
dengan Perbaikan yang berkesinambungan atas kinerja organisasi organisasi
secara menyeluruh hendaknya di jadikan sbagai sasaran teta dari organisasi.
f.
Proses
berkesinambungan
Proses
berkesinambungan adalah prinsip dasar di mana mutu menjadi pusatnya roses ini
merupakan pelengkap dan yang menghidukan prinsip orientasi proses dan prinsi
fokus ada pelanggan. Perbaikan yang berkesinambungan berkaitan persis dengan
komitmen atau Continuous Quality Improvemen atau CQI) dan roses (countinous
process improvement. Komitmen terhadap kualitas dimulai dengan pernyataan
dedikasiada misi dan visi bersama, serta pemberdayaan semua partisian untuk
secara inkremental mewujudkan visi tersebut
.
Perbaikan yang berkesinambungan tergantung keada dua unsur. Pertama,
mempelajari proses, alat, dan keteramilan yang tepat. Kedua menerakan
keteramilan baruada small achieveabl peroject. Upaya perbaikan kualitas secara
terus menerus dalam suatu lembaga pendidikan harus menggunakan pendekatan
system sistem terbuka atas fungsi inti lembaga pendidikan, student learning.
Ada
tiga pendekatan yang digunakan sebagai bahan untuk menjamin kualitatifnya suatu
lembaga pendidikan, yaitu:
(1)
pendekatan akreditas;
(2)
pendekatan outcome assesment; dan
(3)
tahap pendekatan sistem terbuka.
Perbaikan berkelanjutan meruakan hal penting
untuk seluruh organisasi yang bermutu. Perbaikan tersebut hanya dapat dicapai
bila setiap orang di berbagai sekolah atau pun wilayah bekerja bersama-sama dan
: Menerapkan roda kuality mutu ada setia asepk kerja.
Memahami manfaat jangka anjang endekatan biaya
mutu. Mendorong semua erbaikan baik besar mauun kecil. Memfokuskan ada upaya
pencegahan dan bukan penyelesaian masalah. Pendekatan fakta ada pengambilan
keputusan2 yang sangat efektif didasarkan analisis data yang benar dan
informasi yang tepat. keputusan yang harus dilakukan berdasarkan pendapat atau
informasi informasi lisan sering kali menimbulkan banyak penyimpangan.
Manajemen
seharusnya membangun kebiasaan menggunakan data yang concrit dan hasil analisa
sebelum melakukan atau menentukan pengambilan keputusan. Fakta bisa diperoleh
dengan wawancara kuesioner, jejak pendapat, pengujian, analisis statistik, dan
lain sebagainya yang harus memberikan hasil yang objektif. Sehingga ada tataran
ini.engambilan keutusan harus didasarkan pada fakt yang nyata tentang kualitas
yang didaatkan dari berbagai sumber di seluruh jajaran organisasi.
Jadi,
tidak sematamata atas dasar dari intuisi, ilham, praduga, atau organizational
politics. Berbagai alat sudah dirancang dan dikembangkan untuk mendukung
engumulan dan analisi data, serta engambilan keutusan berdasarkan fakta.
Hubungan yang Saling pasti Menguntungkan terhadap Pemasok Hubungan
antarasekolah dan pemasoknya adalah masyarakat yang saling bergantung dan
saling menguntungkan akan meningkatkan kemampuan kedua duanya untuk menciptakan
nilai nilai yang bermutu.
Organisasi
manajemen mutu yang sukses menjalin hubungan yang kuat dengan para pemasok dan
pelanggan untuk menjamin terjadinya erbaikan mutu secara berkesinambungandalam
menghasilakn barang barangd yang berjasa. Dari berbagai prinsip tersebut yang
aling krusial adalah faktor kepemiminan kepala sekolah yang merupakan perannya
sangat vital dalam manajerial sekolah.
Menurut
wahjosumidjo, supaya fungsi kepemimpinan dari kepala sekolah yang sangat
berhasil memberdayakan semua sumber daya sekolah agar bisa mencapai tinjauan
sesuai dengan situasi, dibutuhkan seorang kepala sekolah yang harus memiliki
kemampuan rofesioanl, yaitu: kepribadian, keahlian, dasar, pengalaman, pelatihan,
dan pengetahuan profesional, dan juga kompetensi administrasi dan pengawasan.
Dengan
demikian, kemampuan yang sangat profesional kepala sekolah sebagai pemimpin
pendidikan yang mendidik yaitu untuk bertanggung jawab didalam menciptakan atau
membuat suatu situasi KBM yang kondusif, sehingga guru2 dapat melaksanakan
pembelajaran dengan sebaik baknya dan peserta didik juga dapat belajar dengan
tenang dan nyaman Di samping itu juga, kepala sekolah itu selalu dituntut untuk
bisa bekerja sama dengan guru atau staf yang lainnya.
Dengan
demikian, pemimpinan adalah unsure unsur yang sangat penting didalam Total
Quality Management. Pemimpin harus memiliki supervisi dan mampu menerjemahkan
supervisi tersebut ke dalam kebijakan yang jelas dan tujuan yang sesifik.
Apalagi mutu terpadu meruakan sebuah gairah dan pandangan hidup bagi organisasi
yang menerapkannya. Pertanyaannya adalah bagaimana membangkitkan mutu
pendidikan tersebut.
C.
Menjaga
hubungan dengan pelanggan
Misi utama dari sebuah
institusi TQM adalah untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan
pelanggannya, organisasi yang unggul, baik negeri maupun swasta, adalah
organisasi yang dalam istilah Peters dan ,dan waterman menjaga hubungan dengan
pelanggannya dan memiliki Obsesi terhadap mutu. Mereka mengakui bahwa
pertumbuhan dan perkembangan sebuah institusi bersumber dari kesesuaian layanan
institusi dengan kebutuhan pelanggan. Mutu harus sesuai dengan harapan dan
keinginan pelanggan dan klien. Mutu adalah sesuatu yang diinginkan pelanggan
dan bukan apa yang terjadi bagi mereka menurut institusi. Tanpa pelanggan tidak akan ada institusi.
Akan tetapi,fokus terhadap pelanggan saja bukan berarti telah
memenuhi tuntutan dan persyaratan mutu terpadu.
Organisasi tqm memerlukan strategi yang berjalan untuk memenuhi
keperluan pelanggan. Pendidikan menghadapi tantangan yang cukup besar dalam
hubungannya dengan para pelanggan eksternal. Sebagian besar pelanggan pada
mulanya tidak menerima informasi yang cukup tentang layanan yang ditawarkan dan
hal apa saja yang mengindikasikan mutunya.
Selain itu, harapan-harapan para
pelanggan sangat beraneka dan kadangkala bertentangan dengan satu sama
lainnya. Terkadang publik juga bingung dan mampu membedakan
antara mutu program-program tertentu dari sebuah institusi dengan reputasi
institusi tersebut, persepsi pelajar
tentang perubahan mutu akan terus berkembang melalui institusi saat kepercayaan
dirinya dan pengalaman mereka mulai berkembang.
Kesulitan selanjutnya adalah para pelanggan pendidikan memainkan
peranan yang penting dalam mutu belajar mereka masing-masing. Pelanggan memiliki fungsi yang unik dalam
menentukan mutu apa yang mereka terima dari pendidikan. Ada beberapa masalah menyangkut gagasan
konsistensi dalam proses belajar efektif.
Untuk mengatasi beberapa masalah tersebut, diperlukan adanya suatu motivasi terhadap
para pelajar dan staf yang melayani mereka.
Hal penting lainnya adalah memperjelas Apa yang ditawarkan institusi dan
apa yang diharapkan pelajar.
Perilaku konsumen sebagai studi tentang bagaimana individu,
kelompok, dan organsisasi memilih, membeli, menggunakan dan bagaimana barang
jasa, ide, atau pengalaman untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan mereka
(Kotler dan Keller, 2009:166). Para pemasar wajib memahami keragaman dan
kesamaan konsumen atau perilaku konsumen agar mereka mampu memasarkan produknya
dengan baik.
Pemasar yang mengerti perilaku konsumen akan mampu memperkirakan
bagaimana kecenderungan konsumen untuk bereaksi terhadap informasi yang
diterimanya, sehingga pemasar dapat menyusun strategi pemasaran yang sesuai.
Terdapat beberapa faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen
karena konsumen berasal dari lapisan masyarakat atau lingkungan yang berbeda
maka akan mempunyai penilaian, kebutuhan, pendapat, sikap, dan selera yang
berbeda-beda, sehingga pengambilan keputusan dalam tahap pembelian akan
dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen
menurut Kotler (2008:25) terdiri dari, faktor kebudayaan, faktor sosial, faktor
pribadi dan faktor psikologis.
Perilaku konsumen akan menentukan proses pengambilan keputusan
dalam pembelian mereka. Proses pengambilan keputusan tersebut merupakan sebuah
pendekatan penyelesaian masalah yang terdiri atas lima tahap yaitu, pengenalan
masalah, pencarian informasi, evaluasi alternatif, keputusan pembelian,
perilaku pascapembelian (Kotler, 2008:234).
Dalam tahap evaluasi, konsumen membentuk preferensi atas merekmerek
dalam kumpulan pilihan. Konsumen juga mungkin membentuk niat untuk membeli
produk yang paling disukai. Ada dua faktor yang berada diantara niat pembelian
dan keputusan pembelian (kotler, 2008:242).
Tahap antara evaluasi
alternatif dan keputusan Pembelian Faktor pertama adalah sikap orang lain.
Sejauh mana sikap orang lain mengurangi alternatif yang disukai oleh seseorang
akan bergantung pada dua hal: 1) intensitas sikap negatif orang lain terhadap
alternatif yang disukai konsumen dan 2) motivasi konsumen untuk menuruti orang
lain. Faktor kedua adalah faktor situasi yang tidak terantisipasi yang dapat
muncul dan mengubah niat pembeliannya.
Pengambilan keputusan
konsumen berbeda-beda tergantung pada jenis keputusan pembelian. Assael
(2001:25) membedakan empat jenis perilaku pembelian konsumen berdasarkan
tingkat keterlibatan pembeli dan tingkat perbedaan merek-merek antaralain,
keputusan pembelian yang rumit (complex decision making), perilaku pembelian
pengurang ketidaknyamanan (brand loyalty), perilaku pembelian yang mencari
variasi (limited decision making), perilaku pembelian karena kebiasaan
(inertia).
Menurut Kotler dan Keller (2008:4) terdapat bauran pemasaran jasa
yang biasa disebut dengan 7P. Aspek aspek dari 7P meliputi, Produk (Product),
yaitu segala sesuatu yang dapat ditawarkan kepada pasar untuk memuaskan suatu
keinginan atau kebutuhan konsumen. Harga (Price) adalah sejumlah uang
yang mempunyai nilai tukar untuk memperoleh keuntungan dari memiliki atau
menggunakan suatu produk atau jasa. Distribusi/ tempat (Distribution/ Place)
merupakan berbagai kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan untuk membuat
produknya mudah diperoleh dan tersedia pada konsumen sasaran. Promosi (Promotion)
adalah semua kegiatan yang dilakukan perusahaan untuk mengkomunikasikan dan
mempromosikan produknya kepada pasar sasaran. Bukti fisik (physical Evidance)
merupakan hal nyata yang turut mempengaruhi keputusan konsumen untuk membeli
dan menggunakan produk atau jasa yang ditawarkan. Orang (People) adalah
semua pelaku yang memainkan peranan penting dalam penyajian jasa sehingga dapat
mempengaruhi persepsi pembeli. Proses (Process) merupakan semua prosedur
aktual, mekanisme, dan aliran aktivitas yang digunakan untuk menyampaikan jasa.
Sehubungan dengan program pemerintah untuk meningkatkan pendidikan
dalam rangka membentuk sumber daya manusia yang berkualitas dan kompetitif, maka
sekolah-sekolah didorong untuk meningkatkan kualitas tenaga pendidik maupun
sarana dan prasarana dimasing-masing sekolah, salah satunya dengan menerapkan
bauran pemasaran pada masing-masing sekolah.
Dengan program yang telah dicanangkan pemerintah dan banyaknya
populasi masyarakat Indonesia mengakibatkan meningkatnya jumlah kebutuhan
terhadap pendidikan. Sekolah harus dapat memahami perilaku konsumen dari pasar
sasarannya, sehingga strategi pemasaran yang direncanakan dapat berjalan secara
efisien dan efektif sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Dalam makalah ini
penulis memberi contoh pada SMAN 3 Malang.
Berkembangnya pendidikan saat ini, bauran pemasaran (marketing mix)
sangat diperlukan oleh konsumen untuk membantu memilih sekolah yang cocok dan
tepat sesuai dengan kebutuhan. Sekolah Menengah Atas (SMA) di kota Malang saat
ini kurang memperhatikan bauran pemasaran (marketing mix) untuk menarik
konsumen, hal tersebut sangat berbanding terbalik dengan yang dilakukan oleh
SMAN 3 Malang.
SMAN 3 Malang memiliki image/citra yang bagus karena merupakan
salah satu sekolah favorit berkualitas di Kota Malang. Penerapan bauran
pemasaran (marketing mix) di SMAN 3 Malang, sebagai contohnya: tenaga pengajar
yang berkualitas (bisa menjadi teladan, berpengetahuan luas, menguasai bidang
pelajaran), metode pembelajan yang menarik (melakukan study exchange, proses
belajar diluar kelas), sering mengikuti dan memperoleh juara baik dibidang
akademik dan non akademik (olimpiade sains, astronomi, biologi, debat,
taekwondo, basket, futsal).
Lengkapanya fasilitas untuk menunjang kegiatan siswa (ruang kelas
nyaman, lapangan olah raga, aula), peralatan penunjang juga lengkap (meja
belajar, AC, Proyektor, buku pelajaran), banyaknya kegiatan ekstrakulikuler
(basket, futsal, taekwondo, volly), informasi tentang sekolah yang mudah
diperoleh dari berbagai media (brosur, siaran radio, internet), karyawan SMAN 3
Malang yang terampil dan tanggap, peraturan dan kebijakan yang ada pada sekolah
diterapkan dengan aturan baku sesuai standar pendidikan nasional, lokasi yang
strategis karena berada dikawasan tugu dan akses ke lokasi yang mudah,
lingkungan sekolah dan luar sekolah yang kondusif dan nyaman, gedung sekolah
sangat terawat dan enak dipandang meskipun menggunakan gedung bekas peninggalan
belanda karena didesain dan ditata rapi, menjalin berbagai macam kerjasama
dengan pihak luar ( pertukaran pelajar dengan River valley High School dan
Cambridge international examinations), memberikan jaminan lulusan berkualitas
dengan memberikan pelatihan dan bimbingan belajar.
D.
Kolega
sebagai pelanggan
Aspek fokus pelanggan tqm tidak hanya melibatkan perlunya pemenuhan
kebutuhan pelanggan eksternal.
Kolega dalam institusi adalah
juga pelanggan, yang memerlukan pelayanan internal agar mereka mampu
mengerjakan tugas secara efektif. Yang
bekerja dalam sekolah, perguruan tinggi atau universitas adalah penyedia jasa
sekaligus pelanggan. Hubungan antar pelanggan internal sangatlah penting agar
sebuah institusi berfungsi secara efektif dan efisien. Metode terbaik untuk mengembangkan fokus
pelanggan internal adalah membantu
individu anggota staf agar mampu mengidentifikasi para penerima jasa
mereka. Ini dikenal sebagai analisa
antrian jasa dan berkisar seputar pertanyaan berikut ini:
1.
Siapa
orang yang paling utama Anda layani?
2.
Siapa
yang bergantung pada anda agar tugas mereka dapat berjalan dengan tepat?
Daftar orang yang berada
dalam antrian jasa merupakan pelanggan langsung Anda, baik apakah mereka diluar intitusi maupun di
dalam institusi. Hal yang penting yang
harus anda lakukan adalah mengetahui apa mereka inginkan serta memiliki ide
yang baik tentang standar yang mereka butuhkan. Standar tersebut memang sangat
mengikat, namun juga bisa dinegosiasikan.
Gagasan-gagasan tentang status dan hirarki tidak ada dalam hubungan ini.
Disini standar jasa yang disediakan
untuk para pelajar sama pentingnya dengan jasa yang diberikan kepada guru
maupun kepala sekolah.
E. Faktor Pendorong Terhadap
Kepuasan Pelanggan
Faktor-faktor pendorong
kepuasan kepada pelanggan dalam Handi Irawan (2007:37)
a. Kualitas Produk
Pelanggan akan merasa puas
setelah membeli dan menggunakan produk tersebut yang memiliki kualitas produk
baik.
b. Harga
Biasanya harga murah
adalah sumber kepuasan yang penting. Akan tetapi biasanya faktor harga bukan
menjadi jaminan suatu produk memiliki kualitas yang baik.
c.
Kualitas Jasa
Pelanggan
merasa puas apabila mereka memperoleh jasa yang baik atau sesuai dengan yang
diharapkan dari pegawai maupun karyawan perusahaan.
d.
Emotional factor
Kepuasannya
bukan karena kualitas produk, tetapi harga diri atau nilai sosial yang
menjadikan pelanggan puas terhadap merek produk tertentu.
e. Biaya atau kemudahan
untuk mendapatkan produk atau jasa
Kenyamanan dan efisien
dalam mendapatkan suatu produk atau jasa serta mudah mendapatkan jasa produk
memberikan nilai tersendiri bagi kepuasan pelanggan.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Pelanggan yaitu semua orang yang menuntut penyedia jasa agar jasa
yang dapat diterima sesuai dengan standart yang ditentukan. Pelanggan dibedakan
atas dua bagian, yaitu pelanggan dalam dan pelanggan luar. Di dalam proses
prosesmengetahui harapan pelanggan yang harus dilakukan adalah dengan cara
mengajukan 4 pertanyaan: yaitu (1) dengan karakteristik jasa yang selalu
diinginkan pelanggan, (2) berapa tingkat kinerja kita yang dibutuhkan
pelanggan, (3) Bagaimana urutan prioritas kepentingank kepentingan dari berbagai
karakteristik, (4) Bagaimana kepuasan kinerja yang kita lakukan kepada
pelanggan pada saat ini.
Dan apabila terjadi ketidak puasan pelanggan, kemungkinan besar
terjadi tindakan dari pelanggan yaitu tidak boleh melakukan apa2, atau
melakukan komplain. Adapun strategi yang harus dilakukan untuk mengembangkan
kepuasan pelanggan, yang pertama yaitu relationship marketing, kedua superior
customer service, ketiga unconditional guarantee, dan yang ke empat penanganan
keluhan pelanggan.
Misi utama dari sebuah
institusi TQM adalah untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan
pelanggannya, organisasi yang unggul, baik negeri maupun swasta, adalah
organisasi yang dalam istilah Peters dan ,dan waterman menjaga hubungan dengan
pelanggannya dan memiliki Obsesi terhadap mutu. Mereka mengakui bahwa
pertumbuhan dan perkembangan sebuah institusi bersumber dari kesesuaian layanan
institusi dengan kebutuhan pelanggan. Mutu harus sesuai dengan harapan dan
keinginan pelanggan dan klien.
Aspek fokus pelanggan tqm tidak hanya melibatkan perlunya pemenuhan
kebutuhan pelanggan eksternal.
Kolega dalam institusi adalah
juga pelanggan, yang memerlukan pelayanan internal agar mereka mampu
mengerjakan tugas secara efektif. Yang
bekerja dalam sekolah, perguruan tinggi atau universitas adalah penyedia jasa
sekaligus pelanggan. Hubungan antar pelanggan internal sangatlah penting agar
sebuah institusi berfungsi secara efektif dan efisien.
Faktor Pendorong Terhadap Kepuasan Pelanggan : a) Kualitas Produk, b)Harga, c)Kualitas Jasa, d) Emotional factor, e) Biaya atau kemudahan untuk mendapatkan produk atau jasa
DAFTAR PUSTAKA
Arbangi,
Dakir, Umiarso, Manajemen Mutu Pendidikan, (Jakarta: Penerbit Kencana
Prenadamedia Group, 2016).
Fandy
Tjipto dan Anastasia Diana. 2009. Total quality Management. Yogyakarta: Andi.
Eti Rochaety, dkk., Sistem Informasi Manajemen Pendidikan (Jakarta: Bumi
Aksara, 2006)
Wahjosumidjo,
kepemimpinan kepala sekolah: tinjauan teoritik dan permasalahnnya, (Jakarta: PT
RajaGrafindo Persada, 2008).
Rifa’i
Moh. Community Empowermwnt in Islamic Boarding School. (Probolinggo: CV.
MANDIRI). 2017. Cetakan Pertama.
Salis,
edward. Total Quality Management in Education (yogyakarta: IRCISOD). 2006,
cetak ke IV
Tidak ada komentar:
Posting Komentar